Monday, June 18, 2012

10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Terunggul di Indonesia


1. Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta
Yogyakarta memang dikenal sebagai kota dengan seribu kampus. Diantara semua perguruan tinggi tersebut, Universitas Gadjah Mada (UGM) memang yang paling bersinar. Bahkan bukan hanya di tingkat propinsi, sinarnya juga mengalahkan perguruan tinggi lain di negeri ini.
Beberapa jurusan yang ada di sana bahkan merupakan jurusan yang terbaik di Indonesia. Menurut PDAT, Fakultas Hukum di UGM masih merupakan fakultas hukum yang terbaik di negeri ini. Persaingan pendaftar untuk bisa diterima di sana tercatat paling ketat dibandingkan dengan Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran yang berada di bawahnya.
Namun secara keseluruhan fakultas-fakultas di UGM lebih banyak menempati posisi runner-up dibawah Universitas Indonesia. Seperti fakultas Kedokteran, Majamenen, dan Sastra Inggris. Bahkan Ilmu Komunikasi UGM berada di posisi ketiga di bawah Universitas Indonesia (Jakarta) dan Universitas Padjajaran (Bandung).

2. Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung
 
Jurusan Teknik Informatika, Pertambangan, Perminyakan, Geofisika, dan Kimia merupakan jurusan-jurusan yang menjadi andalan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Perguruan tinggi ini telah mengklaim bahwa 50 persen dari mahasiswanya sudah "diijon" oleh perusahaan menjelang mereka lulus kuliah.
Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan bahwa lulusan ITB mendapatkan cap sebagai bibit unggul. Wajar jika 100 persen lulusannya selalu terserap di dunia kerja.
Pemberian beasiswa biasanya yang menjadi maharnya.
Meski walaupun telah tersohor sebagai penghasil insinyur yang paling diminati, berdasarkan hasil survei PDAT bahwa tidak semua jurusan di ITB berada di posisi nomor wahid. Fakultas Teknik Arsitektur ITB hanya menempati peringkat tiga yaitu kalah dengan Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung yang menempati posisi paling atas dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta di posisi kedua.

3. Universitas Indonesia (UI) di Jakarta

Pada Kwartal ketiga tahun lalu, Times Higher Education Supplement (THES), dari Inggris menerbitkan laporan tentang peringkat perguruan tinggi sedunia. Hasilnya bahwa Universitas Indonesia (UI) berada di posisi 250 dari 520 perguruan tinggi terbaik sejagad.
Secara nasional, UI berada di posisi nomor wahid. THES menilai berdasarkan empat faktor yaitu faktor kualitas riset, faktor terserapnya lulusan ke dunia kerja, faktor prestasi internasional, serta faktor kualitas pengajaran.
Kualitas lulusan Fakultas Ekonomi perguruan tinggi ini telah sejak lama dikenal handal. Bahkan pemikiran ekonomi negeri ini banyak dipengaruhi oleh lulusannya. Hasil survey Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT) tahun lalu juga membuktikan bahwa kualitas Program studi Ilmu Akuntansi dan Manajemen UI menempati peringkat teratas dibanding semua perguran tinggi di negeri ini.
Tak heran jika lima dari 12 fakultas di perguruan tinggi ini selalu dibanjiri oleh pendaftar. Selain Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Hukum, Ilmu Budaya, serta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik juga merupakan pilihan favorit para pendaftar di Universitas ini. Saat ini tercatat sekitar 39.000 mahasiswa dalam dan luar negeri yang menuntut ilmu di Universtas Indonesia.

4. Institut Pertanian Bogor di Bogor
Meskipun mencantumkan label pertanian, tetapi lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tak hanya berkutat di urusan pangan. Berdasarkan survei yang mereka lakukan sendiri bahwa lebih dari 40 persen lulusannya malah menekuni profesi yang berbeda dengan ilmu yang mereka geluti di bangku kuliah. Contohnya bahwa banyak lulusan Teknologi Pertanian yang bekerja di bank swasta, perusahaan pengembang perumahan, atau sebagai wartawan.
Fenomena ini menunjukkan keunggulan pendidikan di IPB. Perguruan tinggi ini memberikan bekal keahlian khusus kepada masing-masing mahasiswanya. Keahlian khusus ini diberi nama program mayor-minor.
Program ini membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil beberapa mata keahlian (jurusan) yang diminati. Misalnya, seorang mahasiswa Kedokteran Hewan (mayor) bisa mengambil mata kuliah keahlian Statistik (minor) di Departemen MIPA. Dengan bekal itu, dokter hewan lulusan IPB bisa bekerja di perusahaan yang memang membutuhkan ahli statistik.

5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya
Perguruan tinggi ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 Nopember 1957. Usianya relatif muda dibandingkan dengan perguruan-perguruan tinggi negeri terkemuka lainnya di Indonesia. Namun pimpinan ITS malah melihat tingginya semangat para pengajar yang relatif masih muda. Dari seribu dosen ITS, sekitar 60 persennya berusia 40 hingga 50 tahun dengan gelar Doktor dan Master.
Mereka selalu berjaya di kontes robot (maritime challenge) dan pengembangan piranti lunak (software development). Kontes yang digelar setiap tahun ini merupakan upaya ITS memadukan ilmu pengetahuan dengan entertainmen.
Institut ini lebih menggenjot ilmu pengetahuan populer. Pendekatan ini dinilai sesuai dengan jiwa anak muda yang senang dengan ilmu populer. Itu yang membedakan Institut ini dengan kampus lain.
Jurusan yang menjadi andalan di ITS dan selalu menarik banyak minat diantaranya adalah jurusan Teknik Informatika, Elektro, dan industri. Lulusannya, mampu mengisi kebutuhan pasar yang cukup besar. Fakultas Teknologi Kelautan yang terdiri dari Teknik Perkapalan dan Teknik Kelautan menjadi ciri khas sekaligus keunggulan ITS. Sementara fakultas lain di perguruan tinggi ini secara umum peringkatnya masih berada di bawah perguruan tinggi negeri lain yang membuka jurusan Teknik, seperti ITB atau UI.

6. Universitas Padjadjaran di Bandung
Di usianya yang telah masuk setengah abad, Universitas Padjadjaran cukup bangga dengan menduduki peringkat papan atas dalam jajaran perguruan tinggi di tanah air. Hasil riset Majalah SWA pada tahun 2005, disebutkan bahwa Unpad menduduki peringkat tiga besar. Artinya bahwa Universitas Padjadjaran memiliki posisi yang diminati users dan tidak kalah dibandingkan perguruan tinggi lain di Indonesia.
Ada beberapa bidang keahlian di Unpad yang paling diminati dalam 10 tahun terakhir. Contohnya Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Jurnalistik, Hubungan Masyarakat, dan Manajemen Komunikasi yang meraih porsi tertinggi. Sedangkan di Fakultas ekonomi porsi itu ditempati oleh program studi Manajemen, Akuntansi, dan Studi Pembangunan.
Hasil survey PDAT juga menggambarkan peringkat yang nyaris serupa. Tiga Program Studi yang di survey diantaranya Akuntansi, Hukum, dan Manajemen berada pada posisi ketiga secara nasional. Bahkan Program Studi Ilmu Komunikasi berada pada posisi runner up dibawah Universitas Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Unpad sudah menerapkan konsep e-learning, atau belajar melalui jaringan internet. Konsep ini menghapuskan batas waktu dan tempat untuk bertatap muka antara dosen dengan mahasiswa.

7. Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya
Kabar gembira telah diterima oleh civitas akademika Universitas Airlangga (Unair), awal Maret lalu. Hal ini dikarenakan Perguruan tinggi di kota Surabaya itu memenangkan dana hibah kompetitif sebesar US$ 805 ribu (sekitar Rp 7,3 miliar) dari Bank Dunia.
Rektor Unair mengatakan bahwa dana hibah yang mereka peroleh itu menunjukkan kepercayaan lembaga dunia kepada Unair. Universitas itu akan menggunakan dana hibah tersebut untuk bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Khususnya untuk mencapai target menjadi universitas unggulan tahun 2010. Dimana setiap program studi bakal diperhitungkan di tingkat Asia.
Perguruan tinggi ini, sejak mula mengandalkan Fakultas Kedokteran sebagai program unggulan. Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi semula merupakan dua Fakultas Universitas Indonesia di Surabaya pada 60 tahun lalu. Kedua fakultas ini akhirnya menjadi asal mula berdirinya Universitas Airlangga. Namun dalam perjalanannya, Fakultas Kedokteran Unair hanya mampu menempati peringkat tiga secara nasional. Saat ini mereka melengkapi diri dengan membangun pusat pengkajian penyakit tropis (Tropical Deaseas Center) terbaik di Asia Tenggara.
Program studi lainnya yang menjadi unggulan Unair adalah Program Studi Manajemen dan Fakultas Hukum yang menempati posisi keempat secara nasional. Sejak awal Unair tidak pernah memiliki fakultas teknik. Seluruh ilmu teknik dikembangkan perguruan tinggi negeri lain yang berada di satu kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

8. Universitas Diponegoro di Semarang
Berdasarkan hasil data bahwa setiap tahun pemerintah Arab Saudi menyediakan "jatah" lowongan pekerjaan untuk 2.000 orang lulusan Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro (Undip). Sayangnya perguruan tinggi negeri kota Semarang ini hanya mampu mengisi sebagain kecil yaitu hanya 120 orang setiap tahun. Itu pun tidak semuanya bersedia kerja di Arab Saudi.
Selain ilmu keperawatan, Undip juga memiliki fakultas unggulan diantaranya yaitu Fakultas Perikanan dan Kelautan yang selama ini dianggap masih yang terbaik di Indonesia. Posisi ini dicapai karena mereka memiliki berbagai fasilitas penunjang yang lebih baik dibandingkan fakultas sejenis di perguruan tinggi lain.
Secara nasional survey PDAT terhadap program-program studi yang paling diminati, menunjukkan bahwa Undip masih menempati posisi lima besar. Sebut saja diantaranya Program Studi Akuntansi, Kedokteran, Sastra Inggris, dan Hukum.
Satu hal yang menarik bahwa Undip mengajarkan jiwa wira usaha kepada civitas akademika nya dengan praktek secara langsung. Sejak tiga bulan lalu, sekitar 200 mahasiswa bergabung membuka usaha mulai dari jualan baju, membuka warung, warnet, foto copy, alat-alat tulis, percetakan, shoting video, dan lain-lain. Berbagai usaha itu berada dalam lingkungan Undip.

9. Universitas Trisakti di Jakarta
Setiap tahun Fakultas Kedokteran Trisakti tidak pernah sepi dari peminat. Lebih dari seribu calon mahasiswa baru bersaing merebut 300 kursi yang tersedia. Menurut Wakil Rektor I untuk jatah 300 kursi, 50 kursi diantaranya sudah dipesan oleh calon mahasiswa dari negeri jiran, Malaysia.
Sejak tahun 1998, grafik penerimaan mahasiswa baru di Fakulas Kedokteran, Kedokteran gigi, dan Hukum cenderung meningkat. Gejala itu terkait dengan keberhasilan Trisakti dalam mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas. Meskipun menurut survey PDAT, Kedokteran Trisaksi menempati peringkat delapan, namun diantara perguruan tinggi swasta peringkat merekalah yang terbaik.
Selain Kedokteran, program studi lain di Trisakti memang tampak bersinar diantara perguruan tinggi swasta lainnya. Sebut saja diantaraya Program Studi Akuntansi dan Manajemen. Bahkan Program Studi Teknik Industri menempati posisi ketiga secara nasional menyisihkan perguruan tinggi negeri lainnya. Survey PDAT dua tahun lalu menunjukkan Trisakti dianggap sebagai perguruan tinggi swasta paling favorit di Indonesia.

10. Universitas Katolik Atma Jaya di Jakarta
Sistem pendidikan di perguruan tinggi perlu memberi perhatian yang seimbang antara kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa dapat mengembangkan bakat, minat, kepekaan sosial, wawasan, dan integritas kepribadian. Pendidik di Universitas Atma Jaya menyadari betul pentingnya kegiatan ekstrakurikuler ini.
Sejak tahun 2005 lalu, Unika Atma Jaya memperkenalkan sistem penilaian yang disebut Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Dengan satuan kredit ini mahasiswa diwajibkan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di kampus dan paling sedikit harus mengumpulkan 15 SKP sebagai salah satu syarat kelulusan.
Kebijakan seperti itulah yang sering dilakukan Atma Jaya untuk mempertahankan kualitas sarjana-sarjananya. Kepercayaan masyarakat terhadap lulusan Atma Jaya pun tak pernah surut. Ini dibuktikan dengan banyaknya pinangan dari berbagai perusahaan yang meminta lulusan Atma Jaya bekerja di perusahaan mereka. Khusus untuk mahasiswa akutansi, sering diminta oleh perusahaan. Padahal mahasiswa yang bersangkutan belum lulus.

No comments:

Post a Comment